Anekdotadalah cerita pendek dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak. Dengan begitu, kritik yang disampaikan tidak menyakiti atau kasar. Anekdot biasanya mengangkat cerita tentang orang terkenal atau penting (tokoh masyarakat) berdasarkan apa yang terjadi. Kejadian

Pada materi Bahasa Indonesia sebelumnya, kamu sudah belajar tentang observasi dan eksposisi. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menyampaikan ide, gagasan, bahkan kritik melalui anekdot. Dengan menguasai materi ini, kamu akan dapat menyampaikan kritik dengan cara yang lucu, tetapi mengena. Daftar Isi1 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot2 Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat3 Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot4 Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot5 Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot6 Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot7 Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan8 Share this9 Related posts Photo by Monstera on Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot Dengarkan anekdot agar dapat mendengarkan dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan. Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh gurumu atau temanmu. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot Sumber Membandingkan Anekdot dengan Humor Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat biasanya berupa kritik. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Photo by Monstera on Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Dari kutipan anekdot di atas kamu dapat melihat bahwa kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik “ ….”. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua . Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Sumber Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur, dan ciri kebahasaannya, kamu akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu dengar atau kamu baca.. Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Mempresentasikan Anekdot Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, dengan isi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depan kelas. Daftar Pustaka Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud Post Views 3,598
MenyusunTeks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Kegiatan 2 Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot.
Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Dalam contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga. No Aspek ISI 1 Tema Kasih sayang pada orang tua 2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan. 3 Humor/ kelucuan Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil 4 Tokoh Kakek tua, ayah dan ibu anak, cucu 6 tahun 5 Struktur Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun. Orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan. Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah. Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Koda Cucu 6 tahun mengungkap-kan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya. 6 Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja. 7 Pola penyajian Narasi 8 Teks anekdot Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh. Saat si kakek meraih gelas, susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahunmengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah. Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaian Selanjutnya, siswa diberi tugas individual untuk menulis tek anekdot. Petunjuk untuk Guru Penilaian teks anekdot karya siswa difokuskan pada kesesuaian isi teks anekdot, ketepatan dan kelengkapan struktur serta kebahasaannya. Teks anekdot karya siswa ini sebisa mungkin dipublikasikan agar dapat dibaca oleh publik. Pameran yang dimaksud tidak harus pameran besar, bisa pameran dalam kelas dengan menggunakan kertas manila atau stereo foam sebagai media kemudian ditampilkan seperti majalah dinding. Pada sekolah-sekolah yang terjangkau jaringan internet, guru juga dapat mendorong siswa untuk memublikasikan karyanya melalui blog. Petunjuk untuk pameran a Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. b Setiap kelompok membuat majalah dinding dua dimesi atau tiga dimensi untuk memamerkan anekdotny. Siswa diarankan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar tempat tinggalnya. c Pameran dilakukan di halaman atau taman sekolah. d Setiap siswa wajib memberikan tanggapan tertulis terhadap pameran karya kelompok lain. Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya dipilih sendiri oleh guru, dengan isi dan gaya bahasa siswa, siswa ditugaskan untuk mempresentasikan anekdot yang dibuatnya di depan kelas. Lakukan langkah-langkah berikut. a Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. b Siswa membuat majalah dinding dua dimesi atau tiga dimensi untuk memamerkan anekdotmu. Sebaiknya siswa disarankan untuk menggunakan bahan-bahan yang mudah dan murah diapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. c Pameran di halaman atau taman sekolah. PENILAIAN a. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan melalui penilaian harian baik melalui tes tertulis maupun penugasan, baik tugas individu maupun tugas kelompok. Berikut ini adalah contoh rumus penentuan nilai akhir untuk KD 3 pengetahuan. NA = 2 X Rt Tugas individu + Rt Tugas kelompok + 2 X Nilai Tes 3 Keterangan NA Nilai akhir Rt Tugas individu Rata-rata nilai tugas individu Rt Tugas kelompok Rata-rata nilai tugas kelompok Contoh tes tulis Petunjuk Bacalah teks eksposisi berikut ini, kemudian kerjakan soal-soal yang disediakan! Seorang bocah bertanya kepada ayahnya, “Ayah, dapatkah Ayah jelaskan apa itu politik?” Ayah “Nak, Ayah akan jelaskan agar kamu mudah mengerti. Ayah adalah pencari nakah bagi keluarga. Ayah bisa disebut kapitalisme. Ibu adalah pengatur keuangan. Ibumu boleh kamu sebut pemerintah. Ayah dan Ibu memenuhi kebutuhanmu. Kamu adalah rakyat. Bibi, pembantu kita, dinamakan buruh. Adikmu yang masih bayi, kita sebut masa depan.” Setelah selesai berbicara dengan ayahnya, anak itu masuk kamarnya untuk tidur. Tengah malam ia mendengar adiknya menangis. Ia bangun dan memeriksa. Adiknya basah kuyup dan kotro karena ompol dan buang air besar. Anak itu pergi ke kamar orang tuanya. Ia melihat ibunya sedang tertidur pulas. Tak ingin membangunkan ibunya, ia pergi ke kamar pembantu. Kamar pembantu terkunci. Tetapi di balik pintu, ia bisa mendengar suara ayahnya bersama pembantu. Ia sangat marah, tetapi langsung kembali ke kamarnya. Keesokan harinya, anak itu berkata kepada ayahnya. “Kurasa sekarang aku mengerti apa itu politik.” “Bagus, Nak, ceritakan kepadaku apa pendapatmu tentang politik?” “Saat kapitalisme memanfaatkan buruh, pemerintah tertidur, rakyat hanya bisa menonton dan bingung mendapati masa depan berada dalam kesulitan besar.” Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu 1. Jelaskan permasalahan yang diikkritisi dalam teks anekdot tersebut! 2. Apa kritik yang diampaikan dalam teks anekdot tersebut! Tunjukkan kalimat yang menujukkan hal tersebut sebagai bukti! 3. Analisislah struktur teks anekdot tersebut! 4. Ubahlah pola penyajian teks anekdot tersebut menjadi berbentuk dialog drama! Kriteria Penilaian No soal Deskripsi Skor Skor maksimal 1. Jawaban tepat, alasan tepat. Jawaban tepat, alasan salah. Jawaban salah, alasan salah. 20 10 10 20 2. Kritikan tepat, bukti tepat. Kritikan hampir benar, bukti benar/ Kritikan tepat, bukti salah. Kritikan salah, bukti salah 20 10 10 20 3. Identifikasi struktur teks lengkap dan tepat. Identifikasi struktur teks sebagian besar tepat. Identifikasi struktur teks separohnya tepat. Identifikasi struktur teks hanya sebagian kecil tepat 30 20 20 10 30 4. Isi, struktur, dan kebahasaan benar Isi dan kebahasaan benar, struktur kurang tepat. Isi dan struktur tepat, kebahasaan sebagian besar tepat Isi kurang tepat, struktur dan kebahasaan sebagian besar tepat. Isi kurang tepat, struktur dan kebahasaan sebagian besar kurangtepat. 30 20 20 10 10 30 b. Penilaian Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, dan portofolio. Unjuk kerja dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat berupa unjuk kerja lisan maupun tulis. Proyek diberikan diberikan minimal 1 X dalam satu semester, dan biasanya diberikan pada proses embelajaran akhir. Portofolio diperoleh dari kumpulan tugas keterampilan yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran. Rumus penentuan nilai akhir untuk KD 4 keterampilan diambil dari nilai optimal yang diperoleh siswa pada stiap KD. INTERAKSI DENGAN ORANG TUA PESERTA DIDIK Interaksi dengan orang tua dilakukan untuk mengomunikasikan hasil belajar portofolios siswa kepada orang tua. Caranya, orang tua diminta menandatangani serta memberi komentar lembar tugas atau lembar jawaban ulangan anaknya pada bagian yang telah disediakan. “ “YANG MELONTARKAN ORANG-ORANG D Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah 1. Menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot.

Menyusun teks anekdot memerlukan beberapa hal seperti tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan mempermudah dalam penyusunan anekdot. Oleh karena itu, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar kamu bisa menyusun anekdot dengan contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom dan Isi1 Tema Kasih sayang pada orang tua2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang Humor/ kelucuan Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil4 Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu5 Struktur abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja koda Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika Pola penyajian Narasi8 Teks anekdot Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda Sekarang cobalah menyusun anekdotmu sendiri. Gunakan tabel yang sama dengan contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari-hari dari perilaku orang terkenal. Jangan lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari anekdot yang kamu Tema2 Kritik3 Humor/ kelucuan Saat melihat tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem Tokoh Tukang kupat tahu, Masinis kereta5 Struktur abstraksi Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar orientasi Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel krisis Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem reaksi Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”Struktur koda Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat Alur Tukang kupat tahu yang berjualan dipinggir rel kerata api. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta. Sesudah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu membersihkan piringnya yang berwarna merah lalu mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan. Seketika masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada hal darurat yang Pola penyajian Narasi8 Teks anekdot Kereta dan Tukang Kupat TahuPada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar kebetulan hari itu, dagangannya sudah habis. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta. Sesuah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu membersihkan piringnya yang berwarna merah lalu mengeringkannya dengan cara lagi, saat itu ada kereta yang melintas. Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada hal darurat yang membahayakan. Lalu kereta berhenti tepat di samping tukang kupat tahu apa, pak?” Tukang Kupat Tahu “Gak ada apa-apa, pak, tinggal bumbunya saja.” Seketika itu Masinis turun lalu memukuli tukang kupat tahu.

Menyusunteks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. - 26960392 Putribintang3379 Putribintang3379 20.02.2020 B. Indonesia Sekolah Menengah Pertama terjawab Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. -aspek 3.humor/kelucuan 4

Jakarta - Sering mendengar atau membaca cerita lucu? Umumnya kita membaca cerita lucu untuk menghibur. Anekdot menjadi salah satu cerita lucu yang banyak kita dengar di modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, teks anekdot adalah sebuah karangan cerita atau kisah pengalaman hidup seseorang yang ditulis secara singkat, pendek, dan lucu tentang berbagai topik, seperti pendidikan, politik, hukum, sindiran, kritikan, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, anekdot disebut sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, umumnya tentang orang penting dan berdasarkan kejadian teks anekdot untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya dan sebagai sarana mengkritik. Di balik kelucuan, kalimat yang disampaikan juga terdapat pesan moral. Teks anekdot memiliki struktur teks yang membedakan dengan teks Teks Anekdot 1. AbstraksiTeks anekdot diawali dengan abstrak yang berisi uraian ringkas tentang objek atau hal yang hendak disindir atau OrientasiCerita dilanjutkan dengan pengenalan terhadap pelaku dan KrisisDi tahap ini berisi tahapan peristiwa dan cerita mulai memuncak dan hampir menuju ke ReaksiJawaban terhadap permasalahan yang diajukan pada tahap krisis. Ini merupakan inti kritik yang memuat unsur KodaBerisi penutup yang menjadi penegas terhadap hal yang dikritik atau Teks Anekdot1. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam Bersifat Bisa jadi mengenai orang Memiliki tujuan Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai Menceritakan karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan teks anekdot biasanya memiliki dua macam, yang tersurat makna tertulis dan yang tersirat makna konteks.Merujuk pada Modul Bahasa Indonesia untuk SMA/MA yang bertajuk Anekdot terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, teks anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu1. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa Menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, Menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca dan Menggunakan kalimat Menggunakan kalimat itulah struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot. Apakah siswa sudah paham? Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] lus/lus Dalamcontoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga. Aspek dan Isi 1) Tema Kasih sayang pada orang tua 2) Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan. 3) Humor/ kelucuan Kalian pasti senang dengan cerita yang menarik dan lucu, karena bisa menghibur dan membuat tertawa lepas. Tapi, tahukah kalian bahwa cerita yang mengocok perut tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pesan yang lebih mendalam? Makna yang tersirat dalam sebuah cerita lucu itu disebut teks anekdot. Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa teks anekdot merupakan cerita lucu yang melibatkan tokoh atau orang yang bersifat faktual. Tujuannya adalah untuk memberikan suatu pembelajaran, walaupun tokoh dalam teks ini terkadang diambil dari figure public atau orang ternama, belum tentu kejadian dalam teks berdasarkan kenyataan. Sama halnya dengan karya tulis lainnya, teks anekdot tentunya juga memiliki langkah-langkah utama dalam menyusun teks menjadi sebuah karya yang baik, sehingga menarik untuk dibaca. Ada 6 langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun teks anekdot, antara lain Menentukan topik sebagai masalah yang akan disorot Menentukan tokoh terkait Menentukan peristiwa yang menjadi latar belakang Merinci peristiwa dalam alur anekdot yang meliputi abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita yang utuh Penyuntingan Baca juga Memahami dan Menganalisis Isi Teks Anekdot Menyunting Teks Dalam langkah terakhir, yaitu penyuntingan diharapkan teks yang dihasilkan akan semakin sempurna. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat proses penyuntingan ini, antara lain isi, struktur, kaidah Bahasa, dan ejaan. Isi Anekdot Saat menyunting isi, penulis harus memperhatikan kejelasan topik, kelucuan dan kekritisan. Selain itu, teks juga harud diperhatikan agar tidak mengandung fitnah dan unsur SARA. Struktur Hal yang hrus dicermati saat menyunting teks anekdot yaitu struktur adalah kelengkapan dan kepaduan teks. Kaidah Bahasa Penyuntingan dalam kaidah Bahasa harus mencakup efektivitas kalimat dan ketepatan pemilihan dalam kata-kata. Dimana, dengan kalimat yang efektif maka bisa mewakili gagasan secara tepat, sesuai dengan maksud oleh penulis. Ejaan Terkadang penulisan kata yang tidak baku diperlukan untuk membangun kalimat percakapan dalam anekdot. Akan tetapi secara keseluruhan anekdot perlu menggunakan ejaan yang baku. Ejaan meliputi penggunaan kata baku, tanda baca, dan penulisan huruf baik huruf kapital, huruf miring, atau cetak tebal. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsAnekdotBahasa IndonesiaKelas 10Teks Anekdot Berbicaramasalah media sosial, banyak orang yang mencurahkan isi hati, kesibukan, kritik dan saran untuk pihak tertentu. Nah, teks anekdot ini bisa Anda jadikan salah satu pilihan untuk mengekspresikan kritikan dengan bahasa yang berisi tetapi tetap terkesan lucu, tidak membuat penerima tersinggung, apalagi hingga menciptakan suasana tegang. TEKS ANEKDOTA. Pengertian dan Fungsi Teks AnekdotSalah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdotdigunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar danmenyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengangkat cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenalberdasarkan kejadian yang nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdottersebut merupakan hasil Anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah sindirananekdot terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan pokok Isi pokok dari sebuah teks anekdot adalah sebuah sindirian padaanekdot suatu hal atau pada Fungsi dari anekdot adalah sebuah hiburan atau intermezzo yanganekdot dilengkapi dengan sebuah sindiran terhadap suatu Struktur Teks AnekdotAnekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdotmemiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak Aksi Maling Tertangkap CCTV Struktur Isi Abstraksi OrientasiSeorang warga melapor “Pak saya kemalingan.” KrisisPolisi “Kemalingan apa?”Pelapor “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...” ReaksiPolisi “Kemalingan kok beruntung?” KodaPelapor “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekamdengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajahmalingnya.”Polisi “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”Pelapor “Belum .... “ sambil menatap polisi dengan “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”Pelapor hanya bisa pasrah tak berdaya.C. Kebahasaan Teks AnekdotSeperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu 1. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, 2. Menggunakan kalimat retoris, [kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban]; 3. Menggunakan konjungsi [kata penghubung] yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu; 4. Menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan, ; 5. Menggunakan kalimat perintah imperative sentence; dan 6. Menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat1. Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa peristiwa masa lalu penuntut umum menyerang saksi. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda2. Kalimat retoris menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”3. Penggunaan konjungsi yang Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab menyatakan hubungan pertanyaan Jaksa.” waktu4. Penggunaan kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar Penggunaan kalimat “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” perintah6. Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”D. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyakatau Perilaku Tokoh PublikDalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebutadalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teksanekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan untuk belajar menyusun penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada Aspek Isi1. Tema Kasih sayang pada orangtua. Anak yang memandang orangtua di masa tuanya2. Kritik sebagai orang yang Humor/ Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil. kelucuan4. Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu. Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun. Kebiasaan makan malam di rumah Orientasi si anak. Kakek tua makannya sering Struktur Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah. Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan Koda membuat meja terpisah juga untuk ayah dan Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika Pola Narasi. Penyajian Teks Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan anekdot cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah. Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaianE. Pola Penyajian AnekdotAnekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Salah satu ciri dialog adalahmenggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakanhasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yangdikatakannya. Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Dialog NarasiPada puncak pengadilan korupsi Pada puncak pengadilan korupsi politik,politik, Jaksa penuntut umum menyerang penuntut umum menyerang “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Andasaksi. menerima lima ribu dolar untukJaksa “Apakah benar, bahwa anda berkompromi dalam kasus ini?”menerima lima ribu dolar untuk Saksi menatap keluar jendela seolaholahberkompromi dalam tidak mendengar ini?” “Bukankah benar bahwa Anda menerimaSaksi menatap keluar jendela lima ribu dolar untuk berkompromi dalamseolah-olah tidak mendengar kasus ini?” ulang Saksi masih tidak “Apakah benar, bahwa anda Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolongmenerima lima ribu dolar untuk jawab pertanyaan Jaksa.”berkompromi dalam “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkatakasus ini?” kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicaraSaksi tidak menanggapi dengan Anda.”Hakim “Pak, tolong jawabpertanyaan Jaksa.”Saksi kaget “Oh, maaf. Saya pikerdia tadi berbicara dengan Anda.”RujukanKosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/ Yrama WidyaSuherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta PusatKurikulum dan Perbukuan, Balitbang, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta PusatKurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Sindiranhalus yang disampaikan dalam teks anekdot nggak kasar atau menyakiti seseorang. Meski sering membuat lawakan saat diceritakan, akan tetapi ada banyak pelajaran yang dapat diambil dalam teks anekdot. Sebab dalam teks anekdot dibuat secara jelas dan berdasarkan cerita fakta. Biasanya cerita fakta juga sesuai dengan pengalaman pribadi.
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehinggasaya dapat menyelesaikan Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning dengan mengangkatsubstansi utama dari materi berbasis teks yaitu Teks Anekdot. Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning yang membahas tentang struktur dan unsurkebahasaan teks anekdot, dan mengontruksi teks anekdot berdasarkan struktur dan kebahasaan yangtepat, bertujuan untuk memberikan pemahaman yang matang kepada peserta didik agar mampumenjelaskan dan menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot. Di samping itu, diharapkansetelah membaca bahan ajar ini peserta didik mampu mengonstruksi teks anekdot berdasarkan ide,gagasan, dan pemahaman yang dimiliki dengan memerhatikan struktur dan unsur penulisannya. Bahan ajar ini dikembangkan dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking skillHOTS dan mengintegrasikan kerangka berpikir technological, pedagogical, content knowledgeTPACK. Penyusunan bahan ajar ini masih memiliki banyak kekurangan, karena cakupan bidangkeilmuan kebahasaan yang begitu luas terutama yang terkait dengan teks anekdot, sehingga penyajianmateri dalam bahan ajar ini masih belum maksimal. Substansi isi dari penyusunan bahan ajar inidiperoleh berbagai referensi dan sumber yang terkait dengan materi sehingga diharapkan dapatmenjawab miskonsepsi dan defisit kompetensi yang dialami terkait dengan materi yang diangkat padabahan ajar ini. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalammenyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas saran dan masukan berharganya dan semoga bahanajar ini dapat bermanfaat. iDAFTAR ISI i iiJudul iiiKata PengantarDaftar Isi 1A. PENDAHULUAN 1 2 1. Kompetensi Inti 3 2. Kompetensi Dasar dan Indikator 6 3. Tujuan Pembelajaran 6 Pengembangan Literasi 7B. URAIAN MATERI 8 A. Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot 10 B. Ungkapan dan Makna Dalam Teks Anekdot 13 C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot 13 D. Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Struktur dan Unsur Kebahasaan 13 E. Mempresentasikan Teks Anekdot 15C. PENUTUP 1. Ringkasan 2. Daftar PustakaiiA. PENDAHULUAN 1. Kompetensi Inti KI 1 dan KI 2KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan Inti 3 Pengetahuan Kompetensi Inti 4 KeterampilanMemahami pengetahuan faktual, konseptual, Mencoba, mengolah, dan menyaji dalamdan prosedural ranah konkret menggunakan, mengurai,berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu merangkai, memodifikasi, dan membuatpengetahuan, teknologi, seni, budaya terkaitfenomena dan kejadian tampak mata. dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Menganalisis struktur dan kebahasaan teks Menjelaskan struktur dan kebahasaananekdot teks anekdot C2 Menentukan ungkapan, makna, dan faktor kelucuan yang terdapat dalam teks anekdot. C3 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot. C4 Menciptakan kembali teks anekdot Menyusun teks anekdot dengan dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun tulis memerhatikan struktur dan kebahasaan. C6 Mempresentasikan teks anekdot dengan intonasi dan ekspresi yang tepat, serta saling berkomentar. C6 13. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mempelajari teks anekdot dengan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat menganalisis struktur dan kebahasaan teks aneksdot demgan penuh kesungguhan. 2. Setelah mempelajari teks anekdot dengan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun tulis dengan penuh percaya diri. 2Pengembangan LiterasiKegiatan literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam kehidupan. Sebagian besarproses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yangtertanam dengan baik akan memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikanpendidikan dan mencapai keberhasilan dalam kehidupan manakah pengetahuan didapat? Dari melihat dan mendengar? Apakah cukup? Kamu pastibersepakat bahwa sumber pengetahuan paling banyak dan mendalam adalah buku, baik bukucetak maupun buku elektronik. Oleh karena itu, keterampilan membaca menjadi keterampilanyang sangat penting untuk dikembangkan menjadi budaya, bahkan kebutuhan setiap membaca, keterampilan lain yang juga tak kalah penting untuk dilatih dan dibudayakanadalah menulis. Cobalah kamu renungkan, adakah pekerjaan di dunia ini yang tidakmembutuhkan kegiatan tulis-menulis? Ternyata, dalam kehidupan modern, menulis sudahmenjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap aktivitas pentingnya penguasaan kedua keterampilan tersebut, dalam pembelajaran bahasaIndonesia kamu akan diajak membudayakan membaca dan menulis. Kegiatan yang haruskamu lakukan adalah membaca buku dan melaporkan hasilnya pada setiap akhir semester. 3Di kelas X buku yang kamu baca harus mencakup buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi yangdimaksud dapat berwujud kumpulan cerita rakyat dongeng atau hikayat, kumpulan puisi, dannovel; sedangkan buku nonfiksi yang kamu baca dapat berupa buku-buku motivasi,keagamaan, teknologi, seni, sejarah, biografi, dan sebagainya. Penyerahan laporan hasilmembaca buku pada semester gasal dapat kamu lakukan sejak akhir pembelajaran Pelajaran 3hingga akhir pembelajaran Pelajaran 4, sedangkan pada semester genap dapat kamu lakukansejak akhir pembelajaran Pelajaran 7 hingga akhir pembelajaran Pelajaran membaca buku ini dilaporkan sebagai tugas mandiri. Agar proyek ini tidak menjadibeban yang memberatkan, kamu dapat mulai membaca buku lebih awal. Jangan membaca bukupada waktu-waktu menjelang pengumpulan laporan karena hal itu akan membuat kegiatanmembaca buku menjadi beban dan tidak pelajarilah bagaimana cara membaca buku yang baik berikut ini. Lakukanlahkegiatan membacamu dengan mengikuti langkahlangkah berikut Carilah buku nonfiksi buku pengayaan di perpustakaan. Buku yang kamu baca bukan buku teks pelajaran. Konsultasikan pada gurumu apakah buku yang kamu pilih layak dan boleh kamu Jika kamu memiliki cukup uang, kamu dapat membeli buku pengayaan yang kamu sukai. Sama jika kamu meminjam dari perpustakaan, konsultasikanlah lebih dulu buku yang akan kamu beli pada Agar kegiatan membacamu tidak menyita waktu belajar dan bermainmu, kamu dapat membaca buku tersebut dalam beberapa hari atau beberapa Tidak ada ketentuan jumlah halaman yang harus kamu baca setiap harinya. Sesuaikan dengan kelonggaran waktu, kecepatan baca, dan kemampuanmu memahami isi buku yang kamu Persiapkan buku tulismu untuk membuat catatan harian hasil kegiatan membacamu. Lakukan kegiatan prabaca dengan membaca a judul, b kata pengantar, dan c daftar isi; kemudian buatlah pertanyaan yang ingin kamu peroleh jawabannya dari buku yang akan kamu baca tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya adalah informasi yang ingin kamu peroleh, yang menjadi alasan kenapa kamu membaca buku tersebut. 4B. URAIAN MATERI Apa yang dapat kamu amati dari gambar di atas? Sekilas gambar di atas hanya terlihat sebagai gambar dua ekor kucing yang saling berdekatan di depan ruang kelas. Tetapi dengan dituliskan ‘mop on’ yang merupakan plesetan dari kata ‘move on’, maka kamu dapat memahami maksud dari foto tersebut. Alih-alih menggunakan model dua anak muda, misalnya, fotografer yang membuat foto itu malah mengambil gambar dua ekor kucing. Sebuah kecerdasan menangkap momen. Cara menyampaikan sebuah makna secara tersirat seperti pada gambar di atas juga berlaku dalam anekdot. Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah belajar tentang cara mengkritisi dan mengonstruksi makna tersirat pada teks anekdot . Pada pelajaran ini kamu akan belajar menganalisis struktur dan menciptakan kembali teks anekdot berdasarkan struktur dan kebahasaan yang tepat. Dengan menguasai materi ini, kamu akan dapat menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot, sekaligus diharapkan mampu menyusun teks anekdot sesuai dengan struktur dan kebahasaannya. 5KD Menganalisis TeKs aneKDoT BerDasarKan sTruKTur Dan KeBahasaanInd 1 Menjelaskan struktur dan kebahasaan teks anekdotInd 2 Menentukan ungkapan dan makna yang terdapat dalam teks anekdot Ind 3 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdotA. Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang khas. Struktur yang dimiliki oleh teks anekdot antara lain • Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu teks. • Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. • Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. • Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. • Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada. Adapun struktur kebahasaan yang dimiliki teks anekdot yaitu a menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, b menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, c menggunakan konjungsi kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya, d menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya; e menggunakan kalimat perintah imperative sentence; f menggunakan kalimat seru. Itulah struktur dan unsur kebahasaan dari teks anekdot. Unsur dan kebahasaan tersebut selalu dijumpai pada teks anekdot karena merupakan ciri khas yang membedakan teks 6anekdot dengan teks yang lain. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan. Tugas 1 Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Sebutkan dan jelaskan struktur dari teks anekdot? 2. Sebutkan dan jelaskan unsur bahasa teks anekdot? 3. Apakah sebuah teks bisa dikatakan teks anekdot jika tidak memiliki struktur dan unsur kebahasaan tersebut? Jelaskan alasannya!B. Ungkapan dan Makna dalam Teks Anekdot Teks anekdot memiliki ungkapan dan makna dalam penyajiannya, Untuk dapat menentukan dan menangkap ungkapan dan makna dalam teks tersebut hendaknya kita harus benar-benar memahami dari isi teks tersebut secara menyeluruh. Untuk dapat menentukan ungkapan dan makna yang tersirat dalam teks anekdot, perhatikan contoh teks berikut ini! Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri "Entah Di mana", seorang Bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI. "Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI Sekolah Bertaraf Internasional. Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan?," tanya sang guru. "Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" tanya guru tersebut lebih lanjut. Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru, "Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak", jawab Joni. "Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono. "Harus siapkan uang, Pak" Jawab Jono. "Lho kok uang?" Tanya guru lebih lanjut. "Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu", jelas Jono lebih lanjut. "Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri", sang guru melanjutkan penjelasannya. "Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional", Jono juga melanjutkan penjelasannya. Bagaimana makna tersirat dari teks anekdot tersebut? Ada beberapa pesan yang bisa diambil seperti • Sekolah yang bagus pasti bayarannya mahal. • Sekolah yang bagus dan bayarannya mahal, hanya bisa diakses oleh orang-orang berduit saja. 7• Banyak industrialisasi dan kapitalisasi dalam bidang pendidikan, dan lain-lain. Tugas Analisislah gambar anekdot di bawah ini berdasarkan pokok-pokok isi anekdot, alasan penyebab kelucuan, dan makna yang terkandung dalam gambar!C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya teks anekdot memiliki struktur dan kebahasaan yang sudah ditentukan. Untuk benar-benar dapat memahami unsur dan struktur yang ada pada sebuah teks anekdot kalian harus menganalisis teks tersebut dari kedua unsurnya. Bacalah kembali anekdot Kereta dan Tukang Kupat Tahu, kemudian pelajarilah analisis struktur teks anekdot berikut ini. Kereta dan Tukang Kupat Tahu Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila. Tetapi kebetulan hari itu, dagangannya sudah habis. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta. Sesuah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu membersihkan piringnya yang berwarna merah lalu mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan. 8Kebetulan lagi, saat itu ada kereta yang melintas. Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskandari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada hal daruratyang membahayakan. Lalu kereta berhenti tepat di samping tukang kupat tahu “Ada apa, pak?”Tukang Kupat Tahu “Gak ada apa-apa, pak, tinggal bumbunya Struktur Teks Contoh Kalimata Abstraksi Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampaib Orientasi siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel Krisis Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem Reaksi Pertanyaan Masinis, “Ada apa Pak?”f. Koda Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu. Agar lebih memahami kaidah kebahasaan anekdot, selanjutnya kerjakan tugas-tugasberikut ini! Tugas Carilah di internet teks anekdot yang berjudul Aksi Maling Tertangkap CCTVkemudian, analisislah struktur dan kaidah kebahasaannya! 9KD Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun 1 Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan 2 Mempresentasikan teks anekdot dengan intonasi dan ekspresi yang tepat, serta saling berkomentarD. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atauPerilaku Tokoh PublikDalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebutadalah1. Menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun Mencara sumber atau bahan referensi, sehingga pembahasan tentang topik teks anekdot tidakdi luar Menyampaikan isi pesan dalam sebuah teks anekdot. Untuk pesannya bisa tersirat Menentukan jalan cerita atau alur cerita dalam teks Setelah itu tinggal pengembangan isi teks anekdot berdasarkan struktur teks anekdot yaituAbstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan Perhatikan pula unsur bahasa yang akan digunakanJadi bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusunanekdotmu contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada Aspek Isi1 Tema Kasih sayang pada orang tua2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang Humor/ Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil kelucuan 104 Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu5 Struktur Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun. Orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan. Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah. Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Koda Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika Pola Narasi penyajian 118 Teks Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu anekdot berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh. Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar Ayah anak kecil itu langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah. Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaian TugasSekarang cobalah menyusun anekdotmu secara berkelompok. Gunakan tabel yang sama dengancontoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari-hari dari perilaku orang lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari anekdot yang kamu susun! 12No. Aspek Isi1 Menyusun Tema2 Masalah yang dikritik3 Humor/ kelucuan4 Tokoh5 Struktur Abstraksi Orientasi Krisis Reaksi Koda6 Alur7 Susunan AnekdotE. Mempresentasikan AnekdotSetelah bekerja secara kelompok menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, denganisi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depankelas! RINGKASANStruktur Teks Anekdot• Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan 13sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak Kebahasaan Teks AnekdotSeperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitua menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu;b menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidakc menggunakan konjungsi kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, dan lalu;d menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya;Langkah- langkah Menyusun Teks Anekdot • Menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. • Mencari sumber atau bahan referensi, sehingga pembahasan tentang topik teks anekdot tidak di luar batasan. • Menyampaikan isi pesan dalam sebuah teks anekdot. Untuk pesannya bisa tersirat maupun tersurat. • Menentukan jalan cerita atau alur cerita dalam teks anekdot. • Setelah itu tinggal pengembangan isi teks anekdot berdasarkan struktur teks anekdot yaitu Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. • Perhatikan pula unsur bahasa yang akan digunakan. 14Daftar Pustaka• Yustinah. 2017. Produktif Berbahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Internet 1. 2. 3. 4. 15 BahasaIndonesia 127 PROSES PEMBELAJARAN D KEGIATAN 2 Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot.
Kegiatan 2 Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yangMenyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh PublikDalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom sayang pada KritikAnak yang memandang orangtua di masa tuanya sebagai orang yang Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak 4. TokohKakek tua, ayah, anak dan tua yang tinggal bersama anak,5. StrukturAbstraksimenantu dan cucu 6 tahun. Kebiasaan makan malam di rumahOrientasisi anak. Kakek tua makannya sering tua diberi meja kecil terpisah diKrisispojok, dengan alat makan anti pecah. Cucu 6 tahun membuat replikaBuku Hasil RevisiReaksimeja terpisah. Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akanKodamembuat meja terpisah juga untuk ayah dan Kelas X SMA/MA/SMK/MAK6. AlurKakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika 8. TeksSeorang kakek hidup serumah bersama anak,anekdotmenantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu.“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda Hasil RevisiSumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaianBahasa IndonesiaTugasSekarang, cobalah menyusun anekdotmu sendiri. Gunakan tabel yang sama dengan contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari- hari dari perilaku orang terkenal. Jangan lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari anekdot yang kamu Menyusun Tema 2. Masalah yang dikritik 3. Humor/ kelucuan 4. Tokoh 5. StrukturAbstraksi Orientasi Krisis Reaksi Koda6. Alur 7. Susunan Anekdot
PC2k.
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/480
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/378
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/151
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/39
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/495
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/306
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/227
  • gyvsjb3zvt.pages.dev/71
  • menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak